Semalam utuh aku memikirkanmu,
Hingga butir salju diujung-ujung kamar nyaris mencair seluruhnya
Sudut malam, aku masih memenjarakanmu pada dinding muara jiwa
Tak sepenuhnya ku mengerti,
Pertemuan pertama, seperti separuh purnama
Sedari dulu, sebaris hitam bersama damainya putih
Hamparan hijau menjadi sasksi jua
Kau yang menjadikanku mencintai purnama
Baru ku pahami, separuh
Mengguncang, begitu gelap :
sendiri
Malam ke malam, bersejingkat rapuh
Meraba tajam dingin , menggugurkanku pada
Berjuta indah asa peradaban padamu, meleburlah sunyiku
Kau memberiku separuh purnama, lalu
Menjadikanku lebur bersama malam; syahdu
Kemanakah separuh lagi? Belum aku
pahami seutuhnya
Kau kah?
Istanbul, 21 Shafar 1435 H
11.50 Waktu Turki
(Akhir malam, berlelah-lelah, dipenghujung tahun )