Jatuh Cinta Lagi

Keindahan alam memang membutakan pandangan. Terlebih dengan hati yang bergembira. Sejak Maret awal lalu, wangi musim semi sudah tercium. Sakura mulai bermekaran. Mencuri perhatian. Ya! Bahkan kini Tulip dimana-mana. Entah berapa derajat sikap saya berubah sejak bulan ini datang. Bukan sekadar karena musim berubah, tapi statusku yang berubah ^_^.

Dulu, memang senang melihat sang Ibunda tercinta berkebun.  Tidak besar. Hanya halaman depan rumah, yang hijau. Dengan berbagai jenis tanaman. Dari bunga hingga buah-buahan. Sejak saat itu aku mencintai tanaman hijau. Tapi saat itu tidak dengan bunga. Hanya Melati, atau Mawar bolehlah. Tapi selainnya tidak. Apalagi Tulip. Namun kini, aku jatuh cinta! Ya! Jatuh cinta.

Jatuh cinta, pada musim ini. Pada Tulipku. Tulip yang hanya tumbuh dengan satu bunga pada satu tangkai. Tidak bercabang dan tumbuh bunga pada sisi lain tangkainya. Tidak melarang pemetik dengan melukai jarinya. Namun dengan kehormatan harga jualnya yang mahal.  Tulip makna setia. Meski ia sendiri satu batang. Namun jika berdampingan tetaplah menjadi bunga yang indah. Mahal. Elegan.  Rasanya benar aku jatuh cinta, pada Tulipku.

Musim semi ini, aku benar jatuh cinta pada Tulip. Jatuh cinta lagi dan lagi. Tulip indah, bukti cinta dan kasih sayang keluarga. Tulip setia, tanda kokoh dan kuat keluarga. Tulip yang elegan, tanda kesederhanaan keluarga. Tulip dengan segala kekhasnnya, tanda keistimewaan keluarga yang dimiliki. Ya, tak lain Tulipku adalah keluargaku. Dimana makna Tulip ku temukan. Kasih sayang yang tiadakan pernah kering. Kokoh dan kuat, meski luka dan kedzaliman kerap kali tiada habis datang dan pergi. Kesederhanaan yang mengajarkan mimpi besar, tak lain adalah Membangun Peradaban Qurani. Istimewa nian keluarga. Unsur kehidupan paling bermakna. Sehina dan sejauh apapun dunia pergi darimu, ialah yang akan didamba selalu. Membangun surga di dunia. Aku jatuh cinta dan akan selalu cinta Tulipku, keluargaku.

Jua padamu. Entah kapan awal mula matamu menyimpan rindu, padaku. Dan entah kapan berawal jatuh cinta dan akan selalu jatuh cinta.  Apa karena kau temuiku banyak berbahasa kalbu? Atau sejak pertemuan saat aku masih lugu? Mengenakkan baju putih biru, lalu aku mencoba mencuri gaya menghapal Quranmu?Lalu kau diam membisu? Sejak kapankah? Kau Tulipku, apa kabar di jarakmu? Menjdikanku setia pada awal pesona berjumpa denganmu. Menjadikanku bermimpi besar bersama keluarga Tulipku. Musim semi ini aku menjadikanmu Tulip, kau menjadikanku indahnya.. Membangun Peradaban Quran, sekokoh dan seindah Tulip. Lalu, kita bawa setia keluarga kita menuju Firdaus-Nya.

Kau Tulipku, bagaimana jiwa dan rindu dibatas waktumu?

 

Terimakasih inspirasinya, Mbakku Dela Anjelawati. Allah yahfadzuki

Istanbul, 8 April 2014

Leave a comment